Minggu, 19 Juli 2009


Arkeolog asal Italia menemukan kotak kosmetik berumur 2.000 tahun di di Kota Tuscan, Chiusi, Italia. Peralatan kosmetik yang diduga kuat milik seorang wanita aristokrat Etruscan ini terkubur dalam makam kuno yang tertutup ubin tanah (terracota tile) berukuran raksasa. Di sana, terdapat ukiran berwarna merah bercampur ungu yang diduga nama sang pemilik kosmetik, Thana Presnti Plecunia Umranalisa.

Seperti dilansir Msnbc, penggalian sebenarnya sudah dilakukan empat tahun silam. Namun, hasilnya baru diumumkan beserta sejumlah analisis kimia dalam Journal of Archaeological Science edisi Juli 2009. Di jurnal itu disebutkan kosmetik berupa lotion ini tersusun dari limpahan konsentrat lemak. Yang unik, walaupun berusia ribuan tahun, kosmetik tersebut tetap utuh dan tidak rusak. Peneliti menduga struktur makam yang ditutupi tanah menahan oksigen sehingga kosmetik tidak mengalami proses oksidasi.

Di dalam kotak kosmetik ditemukan juga sepasang cincin perunggu, pinset, dua sisir, dan vas berbentuk guci bergaya Mesir. Di samping kotak ini, terdapat sebuah jambangan berisi abu Thana. Jambangan ini berhiaskan ukiran kepala seorang dewi yang diduga kuat sebagai dewi tanah Etruscan, Cel Ati.(LUC)

sumber : www.liputan6.com



Remaja asal California Selatan, Amerika Serikat (AS) ini boleh sombong. Pasalnya, dia telah berhasil kembali dengan selamat ke rumahnya Kamis (16/7) pagi waktu setempat. Zac Sunderland adalah orang termuda yang berlayar keliling dunia sendirian. Saat merapat di Marina del Rey, Los Angeles, California Selatan, AS, dia disambut riuh gemuruh tepuk tangan dan ucapan selamat.

Menurut remaja berusia 17 tahun tersebut, mengarungi lautan dengan jarak 27.500 mil atau 44.256 kilometer tidaklah mudah. Selain itu, dia juga mengatakan pada CNN bahwa bajak laut di lepas pantai Indonesia cukup menakutkan. Pasalnya, para bajak laut itu sempat mengepung dia. Namun, dia berhasil kabur setelah meminta pertolongan penjaga pantai. Badai juga cukup menakutkan.

Menurut situs pribadi Sunderland, perahu layar berukuran 36 kaki yang dia beri nama Interpid dibeli dengan uang sendiri. Orang tuanya menginginkan Sunderland menemukan sesuatu yang dapat membuat hidupnya lebih hidup. Tujuannya adalah agar dia terhindar dari pengaruh negatif dan hal-hal berbahaya yang sering ditemui pada remaja umumnya. Kendati demikian, bahkan orang tuanya sendiri takjub oleh jangkauan mimpi dan harapan putra mereka.

Saat meninggalkan rumahnya untuk berlayar pada 14 Juni 2008, Sunderland berusia 16 tahun. Rasa kesepian dan kelelahan hanyalah sedikit dari banyak tantangan yang ia hadapi setiap harinya. "Yang tersulit adalah rasa lelah yang tak henti-hentinya mendera," katanya. "Maksud saya, kamu bisa melupakan rasa sunyi, tapi rasa lelah adalah sesuatu yang tak ada habisnya. Saya sering tidak tidur dalam 48 jam dan sangat sulit untuk mendapatkan waktu beristirahat."

Sunderland juga mengatakan bahwa dia banyak berkenalan dengan orang-orang baru selama masa perjalanan. Selain itu, pengalaman yang dia dapatkan juga bermacam-macam. Lalu, apa yang akan dia lakukan selanjutnya? "Saya belum tahu, mungkin hanya berkumpul dengan teman-teman," ujarnya

sumber : www.liputan6.com

Sabtu, 18 Juli 2009

INSIDEN ledakan bom di Hotel JW Marriott nyaris merenggut nyawa pemain Tim Indonesia All Star yang terpilih untuk menghadapi Manchester United. Hotel ini adalah tempat skuad Tim Indonesia All Star menginap sebelum menghadapi MU.

Entah ini mukjizat atau tidak, pemain Indonesia melakukan sesuatu yang di luar kebiasaan yang secara tidak langsung membuat mereka terhindar dari ledakan bom JW Marriott.

Biasanya Charis Yulianto dkk rutin menggelar sarapan pagi di restoran hotel tersebut, tapi kemarin mereka tidak melakukannya.

“Tumben kita nggak sarapan di hotel. Nggak seperti biasanya,” tutur Charis. Parahnya lagi, titik ledakan bom yang terjadi sekitar pukul 07.40 WIB itu meledak di tempat sarapan para tamu hotel. Andai pemain Indonesia menggelar sarapan saat itu mungkin ceritanya akan lebih runyam.

Beruntungnya, tim Indonesia kemarin pagi memilih sarapan di Senayan di Hotel Sultan yang dekat dengan lapangan latihan Timnas di Senayan. Pasukan Benny Dollo meninggalkan hotel untuk latihan sebelum ledakan terjadi.

Budi Sudarsono dkk meninggalkan hotel menuju Senayan beberapa menit menjelang pukul 07.00 WIB.Saat berada di Stadion Gelora Bung Karno, para pemain ini pun belum percaya hotel yang mereka tempati sudah meledak.

Mereka baru percaya saat Benny Dolo memberikan informasi setelah latihan selesai. Mendengar hal ini, para pemain Indonesia pun sontak lemas. Mereka menyesalkan kejadian ini terutama batalnya pertandingan melawan MU.

“Kita menyesalkan kejadian ini. Saya sempat syok karena saya ada di hotel itu. Untung, saya bersyukur tidak kena bom,” kata bek kanan Indonesia, Isnan Ali.Pemain lainnya, Ellie Aiboy, juga menyesalkan kejadian ini. Menurutnya, pertandingan dengan MU adalah pengalaman yang berharga.

“Sekarang semuanya musnah,” lirih pemain yang pernah bermain di Malaysia ini. Seusai menggelar latihan rutin di Senayan, skuad Indonesia tak bisa kembali ke JW Marriott akibat ledakan itu. Seluruh anggota tim dipindahkan ke Hotel Sultan, meski barang-barang mereka masih di JW Marriott

Kamis, 09 Juli 2009










Bank Indonesia (BI) secara resmi meluncurkan uang pecahan Rp 2.000 sebagai alat pembayaran yang sah di Indonesia. Uang kertas baru pecahan Rp 2.000 ini didominasi oleh warna abu-abu.

Peluncuran uang baru ini dilakukan oleh pejabat sementara (Pjs.) Gubernur Bank Indonesia, Miranda S. Goeltom, didampingi Deputi Gubernur Bank Indonesia bidang pengedaran uang, S. Budi Rochadi, Gubernur Kalimantan Selatan, Rudy Ariffin, dan Gubernur Kalimantan Tengah, Agustin Teras Narang di Banjarmasin, Kalimantan, Kamis (9/7/2009).

"Penerbitan uang kertas emisi baru tersebut merupakan implementasi kebijakan Bank Indonesia di bidang pengedaran uang yaitu untuk memenuhi kebutuhan uang rupiah di masyarakat dalam jumlah nominal yang cukup, jenis pecahan yang sesuai, tepat waktu dan dalam kondisi yang layak edar," urai Miranda.

Uang pecahan baru tersebut bergambar Pangeran Antasari (Pahlawan Nasional asal Banjarmasin, Kalimantan Selatan) dengan gambar bagian belakang Tarian Adat Dayak. Uang tersebut akan berlaku sebagai alat pembayaran yang sah mulai tanggal 10 Juli 2009.

BI dalam siaran persnya menjelaskan, pemilihan gambar pada uang tersebut mengacu kepada desain uang kertas sebelumnya yang bertemakan Pahlawan Nasional. Hal ini sebagai bentuk apresiasi kepada para pahlawan dan untuk turut serta melestarikan budaya bangsa.

Uang kertas baru pecahan Rp 2.000 berwarna dominan abu-abu dengan unsur pengaman berupa tanda air bergambar Pangeran Antasari dengan benang pengaman yang tertanam di kertas uang dan bertuliskan BI2000 berulang-ulang yang akan memendar merah di bawah sinar ultraviolet.

Uang kertas pecahan baru ini juga mengakomodasi kebutuhan para tuna netra dengan menyediakan kode tertentu (blind code) di samping kanan bagian muka uang yaitu berupa kotak persegi panjang yang dicetak secara intaglio.

Selain itu, seperti pada saat mengeluarkan uang kertas baru pecahan Rp100.000 dan Rp20.000 tahun emisi 2004, serta Rp50.000 dan Rp10.000 tahun emisi 2005, BI juga mengeluarkan Uncut Banknotes Rp2.000 (uang khusus yang belum dipotong/uang bersambung) sebanyak 4.700 lembaran dengan jenis uang bersambung masing-masing berisi 2 bilyet, 4 bilyet dan 50 bilyet. Sebagai benda koleksi, Uncut Banknotes ini lazim dikeluarkan di berbagai negara sebagai penerbitan uang khusus.